Rabu Abu yang merupakan awal dari masa berpuasa dan berpantang selama
40 hari bagi umat Kristiani utamanya umat Katholik, tentu harus
dipandang sebagai masa untuk memperbaiki, merenung, dan meresapi atas
perjalanan hidup selama ini dan menjalani serta memikul salib kehidupan
bersama-sama dengan Yesus.
Pada masa puasa dan pantang ini, umat Katholik tidak hanya dituntut
untuk berpuasa dan berpantang, namun juga menjadi lebih baik dari
waktu-waktu sebelumnya. Adalah memprihatinkan jika kita hanya menjadi
baik pada masa puasa dan pantang, dan kembali berbuat tercela atau jatuh
ke dalam pencobaan seusai ritual suci tersebut.
Memikul beban salib Kristus sendiri tidak hanya wajib dilakukan pada
masa puasa dan pantang, akan tetapi juga harus dilakukan sepanjang hidup
kita sebagai umat Nasrani. Sebagai umat Katholik kita dituntut untuk
selalu berevolusi menjadi lebih baik lagi dari hari-hari kemarin, baik
pada masa puasa dan berpantang, namun juga pada saat sesudahnya.
Diakui, tidak mudah bagi kita semua untuk berevolusi menjadi lebih baik
lagi, jangankan untuk menjadi lebih baik, sekedar berpantang dan
berpuasa saja bagi sebagian orang sudah sangat berat. Padahal kita tidak
dituntut untuk melakukan ritual puasa penuh 40 hari seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang atau kumpulan tertentu pada umat Katholik.
Namun kita tetap harus mau tidak mau untuk berusaha menjadi lebih baik
dan jauh lebih baik lagi. Kalau tidak janji baptis yang selalu diucapkan
pada malam Paskah menjadi suatu kesia-siaan belaka. Tuhan meski tidak
marah saat kita jatuh ke dalam pencobaan, namun Dia mengharapkan agar
kita bisa bangkit kembali dan berusaha untuk memperbaiki diri serta
tidak putus asa terhadap cobaan hidup yang terus mendera.
Karena keputusasaan adalah awal dari kejatuhan iman, dan kejatuhan iman
akan menyeret seseorang jatuh ke dalam jurang dosa yang tidak bertepi.
Harus dipahami bahwa hidup itu adalah perjuangan. Dan di dalam berjuang
mengarungi kehidupan ini, kita harus menghadapi berbagai pencobaan yang
tidak kecil dan tidak sedikit.
Oleh karena itu, kita sebagai umat Nasrani, terlebih umat Katholik,
dituntut untuk selalu berusaha, berjuang dan beriman meski berbagai
cobaan hidup datang mendera. Dengan berjuang di dalam kuasa nama Nya,
niscaya tidak ada masalah yang tidak dapat dihadapi. Karena Tuhan tidak
pernah memberikan cobaan kepada umat Nya yang lebih berat dari yang umat
Nya mampu hadapi.
By : Kwirinus Asa SN
By : Kwirinus Asa SN
0 komentar:
Posting Komentar